free page hit counter

Sejauh mata memandang dan sejauh memori otak menyimpan sejarah tentu tidak akan bisa menggambarkan semua hal yang terjadi di bangsa Indonesia yang berdiri sebagai negara berdaulat yaitu Negara kesatuan republik Indonesia. bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, etnis, budaya dan agama mampu menyatukan diri demi kemerdekaan. belum lagi dahulunya bangsa ini terdiri dari kerajaan-kerajaan yang sudah menjalankan sistem pemerintahannya sendiri sejak lama.

Fakta di atas menggambarkan bahwa bangsa indonesia hidup dalam keberagaman namun mampu membangun satu konsep nation state demi kepentingan bersama. namun perbedaan tersebut haruslah dirawat agar tetap menjadi sebuah kekutan bukan menjadi pertentangan atau konflik sosial. sejarah membuktikan ketika seluruh kekutan bangsa indonesia bersatu maka mencapai suatu kemerdekaan atau kejayaan.

maka tidak mengherankan jika banyak desain berkepentingan secara internasional yang ingin menghancurkan bangsa indonesia yang dimulai dengan menciptakan ketidak harmonisan kehidupan sosial. dengan melakukan pertentangan dengan menggugat kembali kesepakatan-kesepakatan terdahulu yang telah selesai dilewati oleh bangsa Indonesia. Hal itu dilakukan karena ketika indonesia menyatu maka akan menjadi bangsa yang kuat.

Konsep toleransi harus di dengungkan kembali sebagai metode menjalankan keharmonisan berbangsa dan beragama padahal konsep toleransi sudah tergambarkan setelah para pendiri bangsa mengakomodir semua kepentingan agama dan budaya dengan konsep pancasila. seperti fakta yang terjadi akhir-akhir ini banyaknya paham trans nasional mengatasnamakan agama yang menggugat konsep bernegara dengan berbagai cara sampai pada menghilangkan nyawa umat manusia demi kepentingannya.

secara Islam banyak sejarah yang mengajarkan bagaimana bersikap toleransi seperti Seperti kisah seorang Yahudi yang meminta tolong ke Siti Aisyah, setelah ditolong lalu ia mendoakan agar Aisyah selamat dari siksa kubur.
dalam kisah Nabi Ibrahim As. Suatu hari Nabi Ibrahim kedatangan tamu beragama Majusi, namun Nabi Ibrahim tidak mau memberi makan kepada orang yang tidak beragama Islam. Orang Majusi yang berusia 50 tahun ini langsung pergi.
Tak lama kemudian, Nabi Ibrahim mendapat teguran dari Allah SWT dan berfirman Saya kasih makan dia 50 tahun saja tidak mensyaratkan apapun, kamu sehari saja sudah minta syarat. Setelah ditegur, Nabi Ibrahim langsung mengejar Majusi dan memberinya makan.
begitu banyak ajaran Islam yang mengajarkan sikap toleransi dalam menghadapi perbedaan sikap toleransi mengharuskan manusi memiliki ilmu pengetahuan karena dapat membedakan mana yang dibolehkan dan tidak diperbolehkan sehingga menghadirkan jalan tengah atau toleransi.

dari penjelasan diatas baik secara kebangsaan dan agama bahwa perbedaan itu akan selalu ada dalam kehidupan sosial maka perbedaan tidak dapat disatukan namun saling menghargai atas perbedaan sehingga menjadikan bangsa Indonesia yang aman,damai, tentram dan mecapai kesejahteraan.

Penulis: Taslim

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *