free page hit counter

Fenomena kekerasan atas nama agama yang sering dikenal dengan radikalisme agama semakin tampak, dan akhirnya melatarbelakangi gerakan terorisme yang selalu membayangi dan menjadi permasalahan yang kini dihadapi oleh Negara-negara di dunia, Termasuk Indonesia. Pemahaman seperti ini sesungguhnya tidak disebabkan oleh faktor tunggal yang berdiri sendiri. Faktor sosial, ekonomi, lingkungan, politik bahkan pendidikanpun ikut andil dalam memengaruhi radikalisme agama. Namun demikian, radikalisme agama sering kali digerakkan oleh pemahaman keagamaan yang sempit, perasaan tertekan, terhegemoni, tidak aman secara psikososial, serta ketidak adilan lokal Maupun global.            

            Menurut cendikiawan Islam, Nazzarudin Umar, radikalisme tidak ada dalam sejarah Islam. Sebab Islam tidak menggunakan radikalisme untuk berinteraksi dengan dunia lain. Dalam sejarah Islam,  Nabi selalu mengajarkan umatnya agar selalu bersikap lemah lembut. Oleh karena itu,  Radikalisme agama muncul dari lembaga pendidikan dan menyasar para kaum muda terutama kaum muda Islam yang notabenya masih berstatus pelajar.

            Pendidikan dalam jenjang sekolah terutama madrasah sangat berperan penting dalam membendung radikalisme di Indonesia. Sekolah atau madrasah seharusya dapat mengajarkan Islam yang Kaffah dan Kontekstual. Islam sendiri mengajarkan perdamaian, toleransi dan jauh dari perilaku radikal yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Ajaran aman, nyaman dan damai dalam Islam adalah sebagaimana disabdakan Rasulullah Saw, bahwa “_al-Muslimu man salima al-Muslimuna min yadihi wa lisanihi_”. Muslim sejati adalah seseorang yang membuat nyaman umat Islam yang lain dari kejahatan Islam yang Kaffah dan Kontekstual. Begitupun sekolah Umum seperta SMA haruslah sudah menyadari bahwa ancaman perpecahan akibat pemahaman radikalisme terorisme adalah nyata sehingga dibutuhkan upaya untuk menangkal

            Salah satu cara tersebut ialah perlu penerapan  kurikulum deradikalisasi. Dengan penerapan kurikulum ini para stakeholder pendidikan harus mampu memberikan pengertian radikal bagi peserta didik agar mereka tidak mudah terjerumus dalam gerakan radikalisme. Hal seperti ini penting dilakukan oleh lembaga pendidikan sebagai bentuk upaya pencegahan dini dari radikalisme.

            Pendidikan adalah sarana efektif untuk membentuk manusia yang paripurna. Manusia yang mampu memahami hakekat kehidupan dan bisa berlaku baik di muka bumi. Manusia yang selalu memberikan solusi atas problem kemanusiaan.  . Lembaga pendidikan garda terdepan dalam membendung pengerakan radikalisme di Indonesia

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *