https://whatsform.com/6aNtI7

Tahun ini adalah tahun penerimaan mahasiswa baru, dimana kampus sedang mempersiapkan menyambut kedatangan maba terssebut bahkan saling berebut perhatian agar menjadi tempat yang banyak diminitai oleh mahasiswa. Begitupun sebaliknya para calon maba pasti mempersiapkan diri baik dari kesiapan belajar karena mau mengikuti ujian tes masuk kampus ataupun mental karena harus meninggalkan orang tua, kampung halaman dan menjalani keseharian pada lingkungaan yang baru.

            Setelah masuk kampus mahasiswa mendapatkan kebebasan untuk berekspresi atau yang sering dikenal dengan mencari jati diri, biasanya ditunjukan dengan keinginan berproses pada organisasi ataupun kelompok belajar lainnya namun ada juga mahasiswa yang memilih untuk lebih bersenang-senang. atas kondisi itulah maka mahasiswa hendak menemukan apa yang dia inginkan dan menarik buatnya. Bagi mahasiswa yang ingin belajar agama tentu akan mencari musolah atau teman yang sesuai dengan fesyennya. Disinilah momentum kelompok radikal terorisme akan menjalankan misinya, belum lagi ketika mahasiswa tersebut berasal dari sekolah umum yang belajar agamanya sangat terbatas atau siswa yang terbatas belajar agama semasa sekolah tentu belum bisa memfilter apa yang disampaikan oleh penyebar paham radikalisme terorisme. Ditopang lagi dengan semangat jiwa muda yang menggebu-gebu.

            Sehingga harus diakui bahwa mahasiswa adalah pihak yang sangat rentan terpapar radikalisme terorisme. Misalnya ketika  pertanyaan-pertanyaan dogmatic yang disodorkan kepada mahasiswa, misalnya perlukah kita mendirikan khilafah,jika tidak mndirikan tergolong kafir. bagaimana sebenarnya sejarah khilafah secara historic, itu tidak dapat di perguruan tinggi negeri itu sehingga meberi rasa penasaran terhadap mahasiswa yang masih dalam tahapan paradigma mencari jati diri untuk mendapatkan jawaban tersebut di luar. ruang-ruang kosong yang tidak didapatkan pada bangku perkuliahan akan dimanfaatkan kelompok radikalisme terorisme dalam menyebarkan pahamnya

            Atas dasar tersebut maka bagi kelompok mahasiswa harus pandai memilah dan memilih informsi maupun dakwah agama seperti apa yang harus di ikuti jangan sampai terjerumus pada pemahaman  menggunanakan kekerasan dan mengajarkan perpecahan yang dibaluti dengan label agama

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *