Tak terasa, kini genap 4 tahun peristiwa yang membawa duka mendalam bagi masyarakat Indonesia terutama Kota Palu, Sigi, dan Donggala.
Tepat 28 September 2018 menjadi peristiwa bersejarah yang tak terlupakan di Tanah Kaili, Sulawesi Tengah, peristiwa gempa berkekuatan M 7,4 disertai dengan tsunami, banyak sekali memakan korban jiwa.
Bukan hanya gempa dan tsunami saja. Fenomena alam tanah bergerak atau likuifaksi saat itu juga menjadi catatan sejarah Indonesia.
Hampir tak mungkin untuk melupakan semua peristiwa itu. Kisah-kisah perih dan heroik untuk menyelamatkan diri dari bencana, biarkan menjadi cerita ber-episode.
Kini, berselang 4 tahun lamanya, masyarakat sudah beraktivitas kembali terutama di sisi Pantai Talise. Sebuah Pantai yang terletak di Jalan Rajamoili dan Jalan Cut Mutia, Kecamatan Palu Timur itu, dulu menjadi tempat kunjungan favorit masyarakat Kota Palu.
Walau tidak seindah dulu lagi, disebabkan bencana tsunami, kini Pantai Talise sudah ramai dikunjungi. Dari kejauhan akan tampak pedagang kacang rebus ditepi jalan, kendaraan roda dua dan empat yang dulu tak jarang terlihat, kini ramai berlalu lalang.
Dengan pemandangan sunset yang indah di sore hari, Pantai Talise masih menjadi tempat favorit untuk menikmati tenggelamnya matahari, di antara Gunung Gawalise yang letaknya tidak jauh dari pantai ini.
Jelang malam hari, di tepi pantai juga akan terlihat nan indah lampu berhias aneka warna dengan kelengkapan kursi santai Bean Bag berwarna warni.
Selain itu, para pedagang juga akan menyajikan berbagai makanan seperti pisang goreng, pisang epek, kopi susu, saraba, dan sebagainya.
Pantai yang membentang di Kota Palu hingga Kabupaten Donggala ini, masih menjadi salah satu tempat favorit para pengunjung. Keindahan alam Pantai Talise masih terlihat indah di sore hari hingga malam.
Peristiwa bencana 28 September 2018, seolah tak menurunkan pesona pantai yang letaknya di Teluk Palu ini